Muaro Jambi – Ratusan warga Desa Kota Karang, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, mendatangi rumah Kepala Desa (Kades) setempat pada Senin malam, 26 Mei 2025. Aksi massa ini dipicu oleh dugaan pesan tidak senonoh yang dikirimkan oleh Kades berinisial AG kepada seorang istri warga.

Insiden bermula saat AG diduga mengirimkan chat berisi muatan mesum kepada seorang perempuan berinisial E. Perempuan tersebut diketahui merupakan istri sah dari seorang warga bernama S. Merasa tidak terima, E melaporkan isi pesan tersebut kepada suaminya. Kasus kemudian dilanjutkan dengan pengaduan resmi ke pihak pemerintahan desa.

Permasalahan ini sempat dibawa ke dalam forum adat dan dibahas di Kantor Camat Kumpeh Ulu. Dalam forum tersebut, AG dijatuhi sanksi berupa denda adat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas dugaan perilaku tak pantas tersebut.

Namun, pada Senin malam, warga kembali berkumpul di Gedung Olahraga Desa Kota Karang. Mereka berharap AG hadir untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga korban dan masyarakat. Harapan itu pupus karena yang bersangkutan tidak kunjung muncul, meski sebelumnya telah menyatakan akan hadir.

Kekecewaan warga pun memuncak. Massa kemudian bergerak menuju kediaman AG. Namun, saat tiba di lokasi, rumah dalam keadaan terkunci dan tidak berpenghuni. Massa melanjutkan aksi dengan orasi di depan rumah sambil meneriakkan tuntutan:

“Turunkan Kepala Desa, turun!”

Tidak hanya itu, warga juga mendatangi kantor desa dan menyegel ruang kerja sang Kades sebagai bentuk protes. Sebuah tulisan yang ditempel di pintu ruang kerja berbunyi:

“Ruangan disegel warga desa Kota Karang.”

Peristiwa ini menjadi sorotan publik, memunculkan perdebatan mengenai etika dan moralitas pejabat publik di tingkat desa. Masyarakat berharap pihak berwenang segera merespons laporan tersebut untuk mencegah konflik yang lebih besar.

Sementara itu, video yang beredar di media sosial memperlihatkan kerumunan warga yang memadati area rumah dan kantor desa. Rekaman tersebut memperlihatkan suasana tegang dan emosi warga yang meluap akibat kasus dugaan pelanggaran moral tersebut.

Perkembangan lebih lanjut masih ditunggu dari pihak terkait.