Saya juga ingin menyampaikan kritik tajam kepada Gubernur Jambi, Al Haris, yang terus menyuarakan pencapaian PAD dan hadirnya investor. Pak Gubernur, rakyat Anda bukan hanya angka statistik. Ketika Anda bicara tentang “kemajuan”, tolong jangan lupakan kenyataan di lapangan. Banyak bangunan megah di Jambi yang terbengkalai, tidak dimanfaatkan dengan baik. Tingkat pengangguran tetap tinggi. Lalu, apa makna sebenarnya dari pembangunan yang Anda banggakan?

Kepada para pengusaha, pemilik JBC, pertanyaan saya sederhana: Apakah profit Anda sebanding dengan kerusakan lingkungan yang Anda tinggalkan? Apakah keuntungan pribadi Anda lebih penting dari keselamatan ribuan warga yang kini hidup dalam ketakutan akan banjir berikutnya?

Pembangunan seharusnya tidak mencederai hak lingkungan dan hak hidup masyarakat. Saya tidak menolak kemajuan. Tapi kemajuan tidak boleh dibangun di atas air mata, banjir, dan nyawa yang terancam.

Saya menulis ini bukan karena saya benci pada pembangunan, tapi karena saya cinta pada Jambi. Dan saya tidak ingin melihat provinsi ini rusak oleh kepentingan segelintir orang yang merasa bisa membeli segalanya—termasuk suara diam para pemimpin kecil seperti RT yang lupa fungsinya.

Sudah saatnya kita bersatu dan berkata: cukup! Jangan korbankan nyawa warga demi PAD dan janji-janji pembangunan palsu. Kita butuh keadilan ekologis, bukan sekadar trotoar baru dan lampu jalan pintar. Kita butuh pemimpin yang berani membela rakyat, bukan yang sekadar menjaga relasi baik dengan pemilik modal.