Desa Ibru di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muara Jambi, telah lama dikenal dengan potensi agrikulturnya yang kaya, terutama komoditas kunyit. Namun, peluang besar ini seringkali terhambat oleh kurangnya eksplorasi inovatif. Sebagai respons, transformasi desa ini menjadi destinasi wisata berbasis agrikultur adalah langkah strategis untuk mengintegrasikan sektor pertanian dengan pariwisata. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk menarik wisatawan tetapi juga menggerakkan perekonomian lokal, memberdayakan masyarakat, dan memperkenalkan praktik agribisnis berkelanjutan.
Daya Ungkit Kunyit: Ikon Agrikultur Lokal yang Mendunia
Kunyit bukan sekadar rempah. Di Desa Ibru, tanaman ini menjadi simbol potensi lokal yang kaya dengan peluang diversifikasi. Melalui pengembangan biopestisida, produk kesehatan herbal, hingga olahan rempah bernilai tinggi, Desa Ibru dapat menciptakan rantai nilai baru yang tidak hanya kompetitif di pasar lokal, tetapi juga nasional dan internasional. Pengelolaan berkelanjutan yang berbasis agribisnis ini menjadi tulang punggung transformasi desa.
Konsep Inovatif: Sinergi Agrikultur dan Edukasi Wisata
Pendekatan wisata edukatif yang diterapkan Desa Ibru menjadi keunikan tersendiri. Dengan taman hortikultura yang didesain sebagai ruang interaktif, pengunjung dapat belajar tentang praktik pertanian modern, pengolahan hasil tani, dan inovasi hortikultura. Jalur wisata ramah lingkungan dirancang untuk menonjolkan keindahan bentang alam desa sambil mendukung upaya pelestarian. Konsep ini bukan hanya rekreasi, tetapi pengalaman transformasional yang mengedukasi wisatawan tentang pentingnya keberlanjutan.